gambar

Entri Populer

jam

Rabu, 30 Juni 2010

JUDUL : CULTURE IS POWER SOCIAL CHANGE
dwi nurohman

LATAR BELANGKANG MASALAH
Pada zaman globalisasai dan moderisasi seperti saat ini telah melahirkan hal-hal baru misalnya saja di bidang ilmu pengetahuaan,telnologi,perekonomiaan ,politik,DLL. dimana hal-hal baru tersebut untuk mendorong mencapai sebuah perubahan sosial dan mewujutkan sebuah peradaban baru yang lebih maju dan kokoh. namun,selain melahirkan nilai-nilai positif seperti di atas adapula contoh konkrit nilai negatif yang terahir misalnya saja masalah yang menonjol adalah sebuah persaingan antara individu dengan individu, atau komunitas yang satu dengan komunitas yang lain secara tidak sehat. yang berujung dengan sebuah perpecahan yang menghambat terciptanya sebuah perubahan sosial dalam rangka mewujudkan peradaban baru yang lebih maju dan kokoh khususnya di bumi nusantara INDONESIA. Hal ini terjadi kerena tidak mampunya setiap individu dan golongan untuk menerima sebuah perbedaan ( keanekaragaman ) yang ada di setiap penjuru INDONESIA.
Kali ini kami mencoba mengngakat sebuah TOPIK dimana keanekaragaman ( perbedaan ) dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencapai perubahan sosial dan mewujudkan peradaban baru yang maju dan kuat ( CULTURE IS POWER SOCIAL CHANGE ) tentu saja di ikuti dengan sebuah semangat persatuaan yang terlahir dari setiap keanekaragaman ( perbedaan ).sehingga muncul sebuah rasa kebersamaan dan toleransi yang tinggi dari setiap komponen-komponen yang ada ( individu,komunitas,masarakat ) untuk mencapai suatu perubahan yang dapat di terima dan dirasakan manfaatnya oleh setiap komponen tersebut.

PERMASALAHAN
Apa itu perubahan sosial yang sebenarnya.? Apakah sebuah ke anekaragaman ( perbedaan ) dapat menjadi kekuatan dalam mencapai perubahan sosial dan perubahan peradaban..?

PEMBAHASAN
A.INDIVIDU,KOMUNITAS,MASARAKAT
a).Individu
Kata ” individu “ berasal dari kata latin,yaitu individuum,berati ”yang tak terbagi “. jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuaan yang paling kecil dan terbatas.dalam ilmu sosial paham individu menyangkut tabiaatnya dengan kehidupan jiwanya yang majemuk, memagang perana dalam pergaulan hidup manusia.dalam ilmu sosial,individu menekangkan penyelidikkan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa,yang tak seberapa mempengaruhi kehidupan manusia.
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuaan yang terbatas,yaitu sebagai manusia perseorangan.dengan demikiaan sering digunakan sebutan “ orang seorang” atau “manusia perseorangan “.sifat dan fugsi orang-orang di sekitar kita adalah makluk-mahluk yang agak berdiri sendiri,dalam berbagi bersama sama satu sama lain, tetapi dalam banyak hal banyak pula berbedaan. Sejenis tapi tak sama ,makin tua semakin maju dan semakin banyak pula perbedaannya.pada setiap anggota suatu bangasa yang bermacam macam tingkat peradabannya,terjadi diferensiasi dengan corak sifat dan tabiat beraneka macam.
Makna mausia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hampir mirip dengan tingkah laku massa yang bersangkutan.proses yang meningkatkan ciri-ciri individualitas pada seorang sampai ia adalah dirinya sendiri,di sebut proses individuasi atau aktualisasi diri.individu dibebani berbagai peranan yang bersal dari kondisi kebersamaan hidup,,,, maka muncul Struktur masyarakat yang akan menentukan kemantapan masarakat. Konflik mungkin terjadi karena pola tngkat laku spesifik dirinya bercorak bertentangan dengan peranan yang di tuntut olaeh masyarakat dari dirinya.
b) Komunitas
Dalam sosiologi, kominitas diartikan sebagai satuan kebersamaan hidup sejumlah orang banyak yang memiliki ciri-ciri : (1) teritolialitas yang terbatas, (2) keorganisasian tata kehidupan bersama,(3) berlakunya nilai-nilai dan orientasi nilai yang kolektif (polpin, 1960). Ketentuan batas wilayah bersifat objektif atau subjektif, sehingga batas-batas administratif dan batas kultural tidak tumpang-tindih dalam kehidupan komunitas. Komunitas mencakup individu-individu, keluarga-keluarga, dan juga lembaga yang saling berhubungan secara interpenden.bersifat kompleks, dan makna kehidupannya ditentukan oleh orientasi nilai yang berlaku, artinya oleh kebudayaannya, yang menumbuhkan pranata-pranata.
c)Masyarakat
Dalam bahasa inggris masyarakat disebut society, asal katanya socius yang berarti kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal dari bahasa arab, yaitu syirk, artinya bergauk. Adanya saling bergaul ini karena ada bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.
Untuk arti yang khusus masyarakat disebut pula kesatuan sosial,mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang yang erat.Mirip jiwa manusia,yang dapat diketahui,pertama melalui kelakuan dan pernuatannya sebagai penjelmaannya yang lahir,kedua melalui pengalaman batin dalam roh manusia perseorangan sendiri.Bahkan memperoleh “Superioritas” , merasakan sebagai sesuatu yang lebh tinggi nilainya daripada jumlah bagian-bagiannya.Sesuatu yang “Kokoh-kuat” , suatu perwujudan pribadi bukan didalam,melainkan diluar,bahkan diatas kita.
Kesatuan sosial mempunyai kehidupan jiwa seperti adanya ungkapan-ungkapan jiwa rakyat,kehendak rakyat,kesadaran masyarakat,dsb.Dalam hal ini individu berada dibawah pengaruh suatu kesatuan sosial.jiwa masyarakat ini merupakan potensi yang berasal dari unsur-unsur masyarakat,meliputi pranata, status,dan peranan sosial.
Anderson dan Parker dalam buku “Society its organization and operation”,menjelaskan bahwa ciri dari masyarakat ialah :
a. Adanya sejumlah orang
b. Yang tinggal dalam suatu daerah tertentu (=ikatan geografi) yang
c. Mengadakan atau mempunyai hubungan yang tetap atau teratur satu sama lain
d. Sebagai akibat hubungan ini membentuk suatu sistem hubungan antar manusia
e. Mereka terrikat karena memiliki kepentingan bersama
f. Mempunyai tujuan bersama dan bekerja sama
g. Mengadakan ikatan / kesatuan berdasarkan unsur-unsur sebelumnya
h. Berdasarkan pengalaman ini,akhirnya mereka mempunyai perasaan solidaritas(=sense of sharing) perasaan membagi bersama
i. Sadar akan interpendensi satu sama lain
j. Berdasarkan sistem yang terbentuk ,dengan sendirinya membentuk norma-norma
k. Berdasarkan unsur-unsur diatas akhirnya membentuk kebudayaan bersama melalui hubungan antar manusia
Hidup bersama dikatakan sebagai masyarakat apabila mempunyai unsur-unsur sbb:
1. Manusia yang hidup bersama
2. Bercampur atau bersama-sama untuk waktu yang cukup lama,
3. Menyadari bahwa mereka adalah satu kesatuan
4. Mematuhi terhadap norma-norma atau peraturan-peraturan yang menjadi kesepakatan bersama,
5. Menyadari bahwa mereka bersama-sama diikat oleh perasaan diantara para anggota yang satu dengan yang lainnya
6. Menghasilkan suatu kebudayaan tertentu
B.Relasi individu terhadap komunitas dan masyarakat
a. Relasi individu dengan komunitas
Posisi dan peranan individu didalam komunitas tidak lagi bersifat langsung, sebab perilakunya sudah terapung atau terendam oleh keluarga dan kebudayaan yang mencakup dirinya. Sebaliknya pengaruh komunitas terhadap individu tersalur melalui keluarganya dengan melalui lembaga yamng ada. Denagn demikian keluarga dan lembaga dalam sebuah komunitas di pandang sebagai wahana sosialisasi atau penyebaran nilai-nilai budaya, yang menjadi bahan penelitian antropologi dan sosiologi. Bila diabtraksikan, menjadi “model” kehidupan bersama yang utuh sebagai suatu sistem banyangan.
b.Relasi Individu dengan Masyarakat
Masyarakat merupakan satuan lingkungan sosial yang bersifat makro. Aspek teritorium kurang ditenkakan, namun aspek keteraturan sosial dan wawasan hidup kolektif memperoleh bobot yang lebih besar. Kedua apek itu menunjuk kepada derajat integerasi masyarakat karena keteraturan sosial dan hidup kolektif ditentukan oleh kemantapan unsur-unsur masyarakat yang terdiri dari pranata, status, dan peranan individu.
C.individualisme dan Sosialisme
a)Individualisme
Individualisme dapat diartikan adalah sebuah paham dimana hanya mementingkan urusan, masalah, dan kebutuhan dirinya sendiri tanpa mementingkan kepentingan orang lain.
b)Sosialisme
sosialasme adalah sebuah paham dimana lebih mementingkan kepentingan bersama/orang lain. Biasanya seseorang yang menganut paham ini memiliki rasa solidaritas yang tinggi.sifat ini mempunyai peranan dalam proses perubahan sosial yang menghasilkan sebuah perubahan yang nyata karena dalam sifat ini sangat menitik beratkan pada kebersamaan untuk mencapai kepentingan bersama.
D.CULTURE
Culture berasal dari bahasa inggris yang artinya adalah keanekaragaman.dalam hal ini bentuk keanekaragaman sangat bermacam-macam misalnya keragaman budaya/kebudayaan, agama, masyarakat,komunitas dan lain-lain.
a)Kebudayaan
Istilah kebudayaan dalam arti yang luas adalah terdiri dari produk-produk tindakan dan interaksi manusia, termasuk karya cipta manusia berupa materi dan non materi. Kebudayaan nonmateri adalah keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, kebiasaan dan kemampuan-kemampuan dan tatacara lainnya yang diperoleh manusia sebagai seorang anggota masyarakat (Tylor, 1942).peristiwa-peristiwa perubahan kebudayaan
1. Cultural lag
Cultural lag adalah perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat. Artinya ketinggalan kebudayaan, yaitu selang waktu antara saat benda itu diperkenalkan pertama kali dan saat benda itu diterima secara umum sampai masyarakat dapat menyesuaikan diri terhadap benda tersebut.
2. Cultural survival
Istilah ini ada sangkut pautnya dengan Cultural lag karena mengandung pengertian adanya suatu cara tradisional yang tak mengalami perubahan sejak dulu sampai sekarang. Cultural survival adalah suatu konsep yang lain, dalam arti bahwa konsep ini dipakai untuk menggambarkan suatu praktek yang telah kehilangan fungsi pentingnya seratus persen, yang tetap hidup dan berlaku semata-mata hanya di atas landasan adat-istiadat semata-mata.
Terjadinya cultural lag ialah karena adanya hasil ciptaan baru yang membutuhkan aturan-aturan serta pengertian yang baru yana berlawanan dengan hukum-hukum serta cara-cara bertindak yang lama, tetapi ada pula kelompok yang memiliki sifat keterbukaan, malahan mengharapkan timbulnya perubahan dan menerimanya dangan mudah tanpa mengalami cultural lag.
Proses penerimaan perubahan berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya:
1. Terbiasanya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat daam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami kelambatan dan harus di sensor terlebih dahulu oleh berbagai ukuran yang berdasarkan ajaran agama yang berlaku.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya, sistem otoriter akan sukar menerima kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
b)Agama
Agama adalah bentuk keyekinan atau kepercayaan padasetiap diri individu. Seorang fungsionalis memandang agama sebagai petunjuk bagi manusia mengatasi diri dari ketidakpastian, ketidakberdayaan, dan kelangkaan: dan agama dipandang sebagai mekanisme paling dasar terhadap unsur-unsur tersebut. Dimana mereka menyakini adanya sang pencipta (TUHAN) dan yang diciptakan (alam semesta). di negara Indonesia macam agama yang besar penganutnya seperti: (1)islam, (2) kristen, (3) Buda, (4) Hindu, (5) Khatolik.
Macam-macam agama itu muncul karena pada setiap individu telah menyakini bahwa apa yang mereka percayai mereka yakini adalah suatu kebenaran. Dan pada setiap agama memiliki tatacara sendiri dalam ibadah,keagamaan, dan landasan agamanya. Namun, meskipun bentuk agama berbeda-beda tujuan pada setiap agama tetap sama yaitu TUHAN. Beberapa fungsi agama:
1. Fungsi agama terhadap pemeliharaan masyarakat ialah memenuhi sebagian diantara kebutuhan masyarakat.
2. Fungsi agama dalam pengukuhan nilai-nilai, bersumber pada kerangka acuan yang bersifat sakral, maka normanya pun dikukuhkan dengan sanksi-sanksi sakral.
3. Fungsi agama dibidang sosial adalah fungsi penentu, di mana agama menciptakan suatu ikatan bersama, baik baik di antara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatuken mereka.
4. Fungsi agama sebagai sosialisasi individu ialah individu, pada saat dia tumbuh menjadi dewasa, memerlukan suatu siatem nilai sebagai semacam tuntutan umum untuk (mengarahkan) aktifitasnya dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiaannya.
c) Masyarakat
Ralp linton menyatakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga nereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas yang dirumuskan dengan jelas (dalam Soerjono, 1977)
Ragam masyarakat yang paling menonjol adalah antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan.
1. Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan sering disebut juga dengan istilah “rural community”. Menurut Koentjaningrat suatu masyarakat desa menjadi suatu persekutuan hidup dan kesatuan sosial didasarkan dua macam prinsip, yaitu:
a. Prinsip hubungan kekeluargaan (geneologis)
b. Prinsip hubungan tinggal dekat (teritorial)
2. Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut “Urban Community”. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberapa ciri menonjol pada masyarakat kota yaitu:
1. Kehidupan keagamaan berkurang bila di bandingkan denagn kehidupan keagamaan di desa
2. Orang kota pada umumnya mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergsntung dengan orang lain.
3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh waga kota dari pada warga desa.
5. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan.
E.POWER
Dalam hal ini power di artikan sebagai kekuatan yang dapat di tekankan pada sebuah kekuatan yang berbentuk “PERSATUAN” sebagai inti dalam setiap pemecahan masalah yang terkait dengan kepentingan bersama (misalnya : perselisihan). Sehingga, jika mempunyai semangat persatuan (kekuatan) takkan ada kata sulit dalam mencapai sebuah perubahan untuk kepentingan bersama karena terdapat unsur “kebersamaan”.
F.SOCIAL CHANGE
a). Teori tentang perubahan masyarakat
• Perubahan masyarakat sebagai fakta
Di mana-mana dirasakan, bahwa [erubahan masyarakat merupakan kenyataan yang di buktikan oleh gejala-gejala seperti: depersonalisasi, adnya frustasi dan apati (=kelumpuhan mental), pertentangan dan perbedaan pendapat mengenai norma-norma susila yang sebelumnya di anggap mutlak, adanya pendapat generation gap (=jurang pengertian antargenerasi) dan lain-lain. Memang ada tidaknya suatu perubahan masyarakat, yaitu terganggunya keseimbangan (equilibrium) antar satuan sosial (social units) dalam masyarakat, hanya dapat di lihat melalui grjala-gajal ini.
Banyak penyebab perubahan masyarakat, yaitu antara lain ilmu pengetahuan (=mental manusia), kemajuan teknologi serta penggunaannya oleh masyarakat, komunikasi dan transportasi, urbanisasi, perubahan/peningkatan harapan dan tuntutan manusia (=rising demands); semua ini mempengaruhi dan mempunyai akibat terhadap masyarakat yaitu perubahan masyarakat yang biasa disebut rapid social change.
• Sejarah dan akibat perubahan masyarakat (social change)
Negara-negara berkembang biasannya adalah negara-negara bekas jajahan atau masyarakat negara dengan pemerintahan dinasti-dinadti yang hanya memikirkan kekuasaan dirinya. Sejak memperoleh kemerdekaannya mereka harus menentukan nasibnya sendiri dalam segala bidang. Hal ini merupakan permulaan dari perubahan besar-besaran dalam bidang mental, sosial, ekonomi dan politik.
Walaupun demikian secara historik perubahan masyarakat dalam bentuk dahsyat (=rapid social change) telah berulang kali terjadi dalam sejarah manusia; perubahan masyarakat “tertua” dikenal terjadi dalam abad ke-13-14 sebagai akibat kemajuan teknologi. Demikian juga telah dikatakan oleh para ahli sejarah bahwa keruntuhan Romawi adalah juga akibat perubahan masyarakat yang tak teratasi.
Setiap perubahan masyarakat tidak berdiri sendiri, demikian juga dalam abad ke-20 ini, perubahan masyarakat terjadi sebagai akibat penggunaan penemuan-penemuan baru di seluruh dunia. Sebab itu setiap perubahan masyarakat mempunyai wilayah inti (=kernland) dan wilayah tepi (=Randland).
G. CULTURE IS POWER SOCIAL CHANGE
Culture is power social change adalah sebuah pemahaman di mana sebuah keanekaragaman dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencapai perubahan sosial dalam mengubah peradaban yang lebih maju dan kokoh tentunya didasari dengan semangat persatuan yang mengikutinya. Dalam hal ini semangat persatuan dapat diartikan sebuah semangat kebersamaan yang menghilangkan setiap bentuk perbedaan, menjadikan perbedaan satu dengan yang lainnya adalah bentuk kekuatan yang kokoh karena tak ada lagi keterasingan dari setiap individu dalam masyarakat.
Perubahan sosial dalam mencapai peradaban baru yang kokoh dan maju dapat tercapai dengan mudah dengan didasari semua itu. Bukti konkrit bahwa keanekaragaman dapat menjadi sebuah kekuatan dapat dilihat dari sejarah bangsa Indonesia dalam mencapai KEMERDEKAAN. Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau dimana di setiap pulau memiliki kebudayaannya masing-masing dapat memperoleh kemerdekaan dengan semangat persatuan yangbertujuan untuk kepentingan bersama tanpa memepersoalkan sebuah keanekaragaman (=perbedaan).
Perubahan sosial yang terjadi dapay kita telusuri dari perjalanan bangsa indonesia saat masih terjajah dan pada saat telah mencapai kemerdekaan, seperti berikut ini:
• Masa pada saat bangsa Indonesia masih terjajah
1. Kebodohan merajalela
2. Kemiskinan mendarah daging
3. Tangisan penderitaan berkumandang di penjuru negri
4. Masih dalam belenggu penjajahan
• Masa pada saat bangsa indonesia telah merdeka
1. Setiap orang merasakan pendidikan
2. Kesejahteraan dan kebebasan dari penjajah
3. Hak dan kewajiban pada setiap individu terpenuhi
Dari bukti perubahan yang terjadi pada bangsa indonesia saat masih terjajah dan saat mencapai Kemerdekaan yang berawal dari sebuah keanekaragaman (perbedaan) dari seluruh penjuru Indonesia, hal ini membuktikan bahwa keanekaragaman (perbedaan) dapat menjadi sebuah kekuatan yang dapat menciptakan sebuah perubahan dan dapat kita sebut “CULTURE IS SOCIAL CHANGE”.
H. Faktor penghambat dan pendukung terciptanya sebuah perubahan
a).Faktor penghambat
• Masalah keterasingan
Masalah keterasingan (alienation) telah mendapat perhatian dari para pemikir agama dan filsafat sebelum menjadi bahan kajian ilmu-ilmu sosial dan psikologi. Keterasingan – perasaan tidak berdaya, tidak bermakna, terpencil – dalam pengertian ilmu sosial barang kali dimulai oleh Marx yang menganggap sumber dari keterasingan itu terletak pada cara bereproduksi masyarakat. Masalah keterasingan ini menyebabkan setiap individu untuk melakukan pergerakan dalam mencapai perubahan.
• Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka dan diskriminasi adalah dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuhan, pembangunan, dan bahkan integrasi masyarakat. Dari peristiwa kecil yang menyangkut dua orang, dapat meluas dan menjalar melibatkan sepuluh orang, golongan, atau wilayah, disertai tindakan-tindakan kekerasan dan destruksi yang merugikan.
• Pertentangan kebudayaan (cultural conflik)
Pertentangan kebudayaan ini muncul sebagaiakibat relatifnya kebudayaan. Hal ini terjadi akibat conflik langsung antar kebudayaan. Faktor-faktor yang menimbulkan konflik kebudayaan adalah kenyakinan-kenyakinan yang berbeda sehubungan dengan berbagai masalah aktivitas berbudaya. Konflik ini dapat terjadi di antara anggota-anggota kebudayaan yang satu dengan anggota-anggota yang lain.
• Sifat dan sikap individualisme yang masih melekat pada setiap individu.
b). Faktor Pendukung
• Tumbuhnya rasa sosialisme yang tinggi sehingga rasa kebersamaan dan solidaritas menumbuhkan semangat melakukan sebuah perubahan untuk kepentingan bersama.
• Menyakini bahwa keanekaragaman (perbedaan) bukanlah persoalan untuk melakukan perubahan.
• Menyelesaikan sebuah konflik dengan jalan bermusyawarah agar tidak berujung dengan sebuah perpecahan.
I.KESIMPULAN
Perubahan sosial ialah dimana munculnya hal-hal baru yang menunjukan kemunduran atau kemajuan individu,komunitas, masyarakat, atau peradaban baru. Kemerdekaan yang di capai bangsa Indonesia dari sebuah Keanekaragaman (perbedaan) yang tersebar dari penjuru negri, menunjukan bahwa keanekaragaman dapat menjadi kekuatan dalam mencapai perubahan.

J.Daftar Pustaka
Kuntowijoyo, Budaya dan Masyarakat,tiara wacana Y, 1982
Sulaiman, munandar ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar, P.T.Refika Aditama, Bandung,1998
Susanto, Astrid , Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial cettakan kelima, Bina Cipta, 1985
Munandar Sulaiman, Ilmu Sosial Dasar Edisi Revisi, P.T Eresco, Bandung,1993
Wahyu, Drs, wawasan Ilmu Sosial Dasar, Surabaya, Usaha Nasional, 1986

Tidak ada komentar:

Posting Komentar